Ki Hajar Dewantara: Pendidikan dan Pengajaran Nasional
"Pendidikan dan pengajaran di dalam republik Indonesia harus berdasarkan kebudayaan dan kemasyarakatan bangsa Indonesia, menuju ke arah kebahagiaan batin dan keselamatan hidup lahir"
Halo sahabat pendidikan, bagaimana kabarnya kali ini, semoga tetap di garis pembebasan yah. kali ini kita akan berbincang mengenai karya fenomenal dari bapak pendidikan Indonesia, semua pasti telah mengenalnya, sang maestro pendidikan “Ki hajar dewantara” dengan karyanya berjudul "pendidikan". Karya tersebut merupakan bagian besar di bidang pendidikan dan kebudayaan. Dibuku tersebutlah di gambarkan secara garis besar pemikiran serta arah pendidikan nasional yang harus ditempuh oleh bangsa ini.
Poin pertama, menjelaskan beberapa pasal tentang pendidikan dam pengajaran nasional yang didalamnya memuat tentang pentingnya pendidikan bagi kelangsungan hidup bangsa sehingga untuk memperoleh itu maka pendidikan harus dibangun berdasarkan dengan hidup dan penghidupan rakyat. Hal tersebutlah yang harus diperhatikan dengan melihat hal-hal yang berkaitan dengan segala aspek kekurangan yang terdapat dimasyarakat. Kemudian selanjutnya adalah, pendidikan harus mampu menjadi jalan untuk memerdekakan manusia yaitu menciptakan manusia yang tidak bergantung kepada orang lain atau dapat berdiri sendiri sehingga dengan demikian maka akan bermuara pada lahirnya bangsa yang mandiri pula.
Poin Kedua, menggambarkan bagaimana melakukan pola pendidikan bagi anak laki-laki dan perempuan. Bagian ini ia berbicara moral dan attitude serta tingkatan psikologi laki-laki dan perempuan, sehingga dengan demikian maka di setiap kurun umur maka pola pengajaran dan pendidikannya dapat diatur dengan baik. Misalnya mengenai pergaulan antara laki-laki dan perempuan pada umur tertentu haruslah mendapat pengawasan karena pada umur tersebut menurutnya merupakan waktu dimana birahi dari anak-anak tersebut menyala-nyala. Namun jika waktu tersebut telah terlewati maka anak-anak kemudian dapat diberikan kembali kemerdekaan untuk saling bergaul dengan tetap memberikan pendidikan kesopanan terutama bagi para anak perempuan. Yang terakhir adalah harus adanya pemberian pendidikan mengenai hal yang berhubungan dengan suami istri dengan tetap berdasar pada ajaran agama.
Poin ketiga, maka mulailah ia memberikan gambaran terhadap suatu institusi pendidikan pribumi pertama kali yang didirikan yaitu taman siswa. Pendirian sekolah ini bertujuan untuk menjadi wadah pendidikan bagi pribumi atau penduduk Indonesia saat itu. Taman siswa ini hendak menjadi paman tani, sehingga taman siswa dapat berusaha didalam lingkup pagar tesebut dengan menanamkan benih-benih yang perlu, untuk menciptakan rakyat yang kuat dalam penghidupannya. Kemudian mengenai rencana pembelajaran, maka taman siswa dalam memberikan pembelajaran memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan perikebangsaan. Hal tersebut dilakukan agar menciptakan peserta didik yang berjiwa nasionalisme bukan bersifat asing yang onnaturlijk.
Pendidikan dan pengajaran di taman siswa bukanlah pendidikan yang bersifat memaksa, bahkan kalaupun untuk mencampuri kehidupan si anak maka hanya dilakukan jika berada pada jalan yang salah. Disinilah letak perbedaan dengan gaya pendidikan barat yang berdasar pada perintah, hukuman dan ketertiban. Sedangkan pada taman siswa maka menggunakan dasar orde van vrede atau hidup tertib dan damai, hal ini dimaksudkan agar anak dapat hidup dan bertumbuh sesuai kodratnya dan kita sebagai pendidik hanya mengamatinya kemudian mengarahkannya jika si anak berada di jalan yang salah.
Taman siswa dalam sistem pendidikannya berusaha untuk memajukan budi pekerti agar tercapailah kesempurnaan hidup dengan mendidik anak selaras dengan dunianya. Oleh karena nya, pendidikan nasional menurut taman siswa adalah pendidikan yang beralaskan garis hidup dari bangsanya (curtureel national) yang ditujukan untuk keperluan prikehidupan (maatschappelijk) yang dapat mengangkat derajat negara dan rakyatnya, agar dapat bekerjasama dengan bangsa lain untuk menuju kemuliaan hidup seluruh umat manusia. Itulah pendidikan yang dapat mengantarkan rakyat hidup secara merdeka, yaitu tidak dapat diperintah dan dapat memerintah sendiri serta dapat berdiri sendiri dengan kekuatan sendiri.
Kesimpulan akhir dari penulis bahwa gagasan pendidikan nasional merupakan pendidikan yang harus menjadi suatu jalan pembebasan bagi manusia. Hal tersebut dapat dicapai dengan pemberian pengajaran dan pola mengajar harus sesuai dengan keadaan peserta didik, sehingga kodrat dapat tumbuh dengan sendirinya serta rasa nasionalisme dengan pemberian pengajaran berdasarkan realitas dari luar dirinya pun dapat terwujud. Itulah yang akan mengantarkan bangsa yang merdeka secara pikiran dan perbuatan.
“Terus Tumbuh Memberi Teduh”
#Penulis : Ahmad Muzawir Saleh (Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar)
Komentar
Posting Komentar